Selasa, 21 Oktober 2014

TAFSIRAN 1 TIMOTIUS 4:1-16


BAB I
PENDAHULUAN
  Latar belakang Timotius
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus biasanya disebut sebagai “surat-surat penggembalaan adalah surat-surat dari Paulus (1 Timotius 1:1 2Tim 1:1;Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan digereja. Paulus menulis 1 Timotius sesudah peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami oleh Paulus di Roma (Kis. 28) rupanya berakhir dengan kebebasan (2 Tim 4:16-17). Berdasarkan data dalam surat-surat dalam pengembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah laut Aega (khususnya Kreta Makedonia dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), [1]Paulus menugaskan Timotus sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menuliskan Surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini: (menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya; (2) mendorong Timotius untuk mempertahakan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.


BAB II
PEMBAHASAN
I.                   Dosa yang memperbudak manusia (ayat. 1-5)
Pada ayat sebelumnya rasul Paulus menuliskan nasehat kepada Timotius bahwa engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah (ayat. 3:15-16), sehingga dalam pasal 4:1 Paulus menuliskan tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa diwaktu-waktu kemudian ada orang yang murtad, [2]Donald mengatakan ada orang yang akan murtad  lalu mengikuti roh-roh penyesat sudah diucapkan lebih dahulu juga oleh Paulus pada kesempatan perpisahannya dengan para penatua dari Efesus (Kis. 20:29,30). Murtad dalam bahasa Yunani adalah αποστασια dipakai dua kali dalam perjanjian Baru sebagai kata benda (Kis. 21:21, 2Tes 2:3,) dalam bentuk kata kerja Yunani (απίστμι, dalam versi lain diterjemahkan sebagai “berbalik dari”). Istilah Yunani ini ditegaskan sebagai tindakan meninggalkan, berkhianat, memberontak, memundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.  
Dari ajaran-ajaran setan-setan, iblis tidak hanya menjatuhkan anak-anak Tuhan dengan meletakkan jerat-jerat di bidang etis (1 Tim 3:6,7), melainkan juga dengan cara memasukkan  ajaran-ajaran kedalam jemaat. Nubuat itu sudah mulai kenyataan menjelang akhir hidup Paulus diteruskan pada abad-abad berikutnya. Dalam pendapat di atas mereka telah mengikuti roh-roh penyesat sehingga mereka murtad dari kerecayaan mereka.



1.      Penyebab ajaran sesat (ay. 2-3)
Dalam ayat 2.  [3]John Stott mengatakan Guru tertentu mulai menyebarkan pengajaran sesat dan beberapa ditipu orang mendengarkan mereka, yang diambil oleh mereka, dan karena itu meninggalkan iman apostolik. Tatapi Paulus tampak  melihat hal tersebut, dan menjelaskan kepada Timotius dinamika spiritual yang mendasari. Dia mengacu pada tiga tahap berturut-turut. Penyebab pertama kesalahan setan. Mereka yang meninggalkan iman melakukannya karena mereka telah memperhatikan (NRSV) atau mengikuti roh-roh penyesat dan diajarkan oleh setan. Jadi, dalam ayat yang sama Paulus mengacu baik untuk roh kudus dan roh-roh jahat atau setan. Guru-guru palsu ia melihat aktivitas kekuatan jahat. Berbicara dirinya di bawah pengaruh roh kebenaran mengatakan Sebab guru-guru palsu berada di bawah pengaruh roh-roh penyesat. Alkitab menggambarkan  iblis hanya sebagai penggoda, menarik orang ke dalam dosa, tetapi juga sebagai penipu, merayu orang ke dalam kesalahan. Sering kali ia melakukan keduanya bersama-sama, seperti ketika di taman Eden ia membujuk orang  pertama sehingga orang-orang tersebut  tidak mematuhi firman Tuhan. Tidak heran Yesus memanggilnya pembohong dan bapa segala dusta. Dan para rasul secara teratur dikaitkan kesalahan manusia untuk penipuan setan.  [4]Menurut Donald Guthrie mengatakan  Dalam  ayat. 2 mengenai orang pendusta-pendusta, dalam kata-kata oleh tipu daya pendusta-pendusta didalam bahasa aslinya ditulis “oleh kemunafikan pendusta-pendusta”.

Kemunafikan dan pendusta  dalam bahasa Yunani ύπο-κρισις, ψευδογολος, Para pengajar sesat waktu mulai mengajarkan  ajaran sesatnya, mengetahui bahwa itu menyimpang dari “ajaran sehat” (1Tim 1:10) tetapi mereka mengajikan itu sebagai ajaran yang suci. Oleh sebab mereka berlaku munafik dan berdusta, istilah memakai kata cap yaitu terambil dari kebiasaan zaman itu bahwa budak-budak yang dibeli diberi cap, tanda milik majikannya yang baru.
 Demikian juga hati nurani guru-guru sesat telah dikuasai oleh Iblis (1 Tim 1:18,19). Dalam pendapat di atas [5]Budiman mendukungnya, ia mengatakan bahwa para pengajar sesat, waktu mulai mengajarkan ajaran sesatnya, bahwa itu menyimpang dari ajaran sesat, yang hati nuraninya memakai cap mereka oleh karena mereka dengan sengaja memalsukan ajaran yang sehat.
2.      Larangan ajaran sesat (ay. 3-5)

Dalam ayat 3 mereka melarang dan bukan hanya melarang namun menjauhkan diri dari makanan tertentu(dalam bahasa Yunani menjauhkan diri adalah άπεχεσθαι βρωματων)orang kawin memakan-makanan yang diciptakan Allah supaya dengan mengucapkan syukur, di dalam pantangan nikah (mereka melarang orang kawin) kita jelas melihat pengaruh gnostik, yang mengajarkan dualisme atau pertentangan antara roh dan materi (tubuh). Roh manusia adalah percikkan Allah sedangkan tubuh berasal dari dosa.  Oleh sebab itu dengan pantangan nikah orang dapat melepaskan diri dari daya tarik materi dan mencapai tarif hidup yang lebih tinggi.

 Demikian juga dengan pantangan terhadap benda makanan (melarang orang makan makanan), yang dianggap mengandung dosa, orang berusaha melepaskan diri dari belenggu-belunggu materi. [6]Menurut Donald mengatakan bahwa dari ayat-ayat ini, berhubungan dengan pandangan-pandangan Gnostik dan dualisme , bahwa materi adalah jahat dan bukan diciptakan oleh Allah. Tetapi karena Allah menciptakan semuanya untuk digunakan oleh manusia, maka penggunaannya dengan baik bergantung kepada iman, pengetahuan yang sempurna tentang kebenaran dan jiwa yang betul-betul bersyukur. Kemungkinan besar disini terjadi perpanduan antara unsur-unsur gnostik dengan peraturan pantangan makanan dalam taurat Musa. Kesalahan fundamental dari larangan makan adalah bahwa menurut ajaran sesat ini beberapa benda tidak berada dibawa kekuasaan Allah, melainkan dibawah kekuasaan si jahat. Ini bertentang dengan ajaran Alkitab, bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan baik (kej. 1:31), dan berada dibawah kekuasaan Allah. Oleh sebab itu orang boleh menikmati segala benda makanan, asal ia memberi penghormatan kepada sang pencipta sebelum ia menikmatinya. Inilah yang dimaksudkan dengan kata-kata supaya dengan pengucapan syukur dimakan. Yang  berlawanan dengan  sikap guru sesat yang dengan larangan makannya merampas Allah dari penghormatan yang layak diterima-Nya dari orang-orang yang menikmati benda-benda ciptaan Allah. Menurut [7]William Barcay mengatakan: pemberian tersebut harus digunakan dengan mengingat bahwa semua itu pemberian Allah, dan juga dimafaatkan dengan rasa syukur.


Dalam ayat 5, yang dimaksudkan dengan dikuduskan ialah dilepaskan dari wilayah ketkayulan dan ditempatkan kembali dibawah kekuasaan Allah, dalam bahasa Yunani αγγιαςε-ται artinya menguduskan sehingga dapat dinikmati oleh orang percaya. Pengudusan itu dilakukan oleh firman Allah artinya dari firman Allah kita mengetahui, bahwa segala sesuatu adalah ciptaan dan milik Allah. Pula pengudusan dilakukan oleh doa, sehingga dalam pengucapan syukur diberi penghormatan kepada Allah sebagai pencipta dan pemberi benda yang dinikmati itu. Dalam pandangan di atas Budiaman mendukungnya dan setuju terhadapat pendapat di atas.
3.      Nasehat kepada  Timotius untuk menjadi pelayan Kristus (ay. 6-10)

Timotius menghadapi yang berat didalam melawan ajaran sesat di jemaat, karena ajaran itu dengan pantangan-pantangannya yang berat dan pengetahuan yang tinggi (gnosis), memberikan kesan yang serius dan berbobot tinggi kepada jemaat sedangkan Timotius sendiri masih relatif mudah dan tidak mempunyai kuasa rasuli. Maka untuk memperkaut kedudukannya dan memberikan kewibaan kepadanya, Paulus menulis kata-kata tersebut dalam ayat sebelumya. Jika Timotius mengingatkan hal-hal itu (yang dimaksudkan dengan hal-hal itu ialah ajaran sehat pada umumnya ayat. 3-5 pada khususnya) kepada saudara-saudara kita, maka ia akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik. Jaminan Paulus ini yang dimaksudkan untuk Timotius juga ditunjukkan kepada jemaat yang kelak akan membaca surat ini (1Tim, 1:1). Lebih lanjut Paulus menjamin kepada jemaat, bahwa Timotus sungguh-sungguh terdidik dalam soal-soal pokok iman dan bahwa ia telah mengikuti ajaran sehat selama ini, jemaat bisa mengandalkan pimpinan Timotius. Dalam ayat 7. Paulus mensifatkan ajaran sesat itu sebagai takhuyul dalam bahasa aslinya ceritera-ceritera yang sama sekali tidak suci dan bersifat dongeng saja. Yang dimaksudkan ialah dongeng-dongeng nenek tua, karena tidak mempunyai bobot dan manfaat bagi hidup manusia. Sebaliknya Paulus memberi nasihat : latihlah dirimu beribadah, yang dimaksudkan dengan ibadah disini ialah: hidup yang berkenan kepada Allah yaitu hidup yang merupakan penghayatan iman dalam kata-kata dan perbuatan.
Dalam ayat 8, yang dimaksud dengan latihan badani arti kata ini ditentukan oleh konteksnya di ayat 3, disebut tentang pantangan kawin dan pantangan makan yang diajarkan oleh ajaran sesat pantangan-pantangan ini digambarkan oleh Paulus sebagai latihan badani karena dengan pantangan-pantangan itu orang menggembleng tumbuhnya untuk mengaruh pengaruh dosa didalam luar tubuh. Bila Paulus menetang pantangan nikah dan pantangan makan seperti yang diajarkan ajaran sesat itu dikarenakan oleh pantangan-pantangan tersebut berlawanan dengan firman Tuhan (1Tim 4:3). Tetapi menurut Paulus ada juga pantangan-pantangan yang baik misalnya. Rom 13:14,1Kor.7:5;8:13. Paulus tidak menyangkal pentingnya latihan badani, tetapi jauh lebih penting adalah latihan beribadah. Dalam ayat.9 dikatakan perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya maksudnya untuk menjamin kebenaran dari apa yang ia terangkan. Timotius berhadapan dengan guru-guru sesat yang lebih mementingkan latihan badani (pantangan) dari pada latihan beribadah. Maka Paulus menandaskan, bahwa apa yang ia katakanan (perkataan ini) mengenai pentingnya beribadah benar dan patut diterima sepenuhnya. Dalam ayat. 10, Paulus berani menarik konsekwensi dari ucapannya bahwa “latihan beribadah” (1Tim 4:7-8) teramat indah: itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang. Jerih payah dan perjuangan Paulus dengan rekan-rekannya jauh lebih mengesankan. Kerena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup Paulus dengan rekan-rekan berani berkorban dalam ibadah mereka kepada Tuhan karena mereka tahu, bahwa jerih payah mereka di dalam Tuhan tidak sia-sia (1 Kor.15:58). Allah yang mereka andalkan adalah Allah yang hidup, yang maha hadir dan maha kuasa.  [8]Menurut  Everett  F. Harrison  mengatakan juruselamat dalam bahasa Yunani σωτήρ disini dipakai dalam arti “pembebasan”, dalam pendapat di atas bahwa ketika mereka telah mengenal juruslamat maka mereka mengucap syukur dengan beribadah kepada Tuhan.

II.                Amanat dari ajaran yang benar (4:11-16)
Paulus memberikan perintah kepada Timotius supaya ia memberitakan dan mengajarkan Jeruslamat itu kepada jemaat sehingga dalam ayat 11 beritakan dan ajarlah dalam bahasa aslinya sekali lagi dipakai kata kerja “παρ-αγγελλε imper παραγγελλω” yang berari “memerintahkan”   (1.Tim 1:3). Paulus menganggap perlu untuk memberikan lebih banyak keberanian kepada Timotius dan dalam pengajaran dan tindakannya, mengingat kecenderungannya  sedikit  takut dalam penampilannya, karena usia yang lebih muda (muda dalam bahasa Yunani νεοτες) banyak para ahli mengatakan bahwa  umur Timotius pada saat itu adalah 15 tahun dan gereja pada umunya menghendaki agar pemegang jabatan adalah orang-orang yang sudah tua. Menurut  Everett  F. Harrison mengatakan bahwa beritakanlah dan ajarkanlah, Paulus memerintahkan Timotius untuk melayani umat. Timotius sendiri harus dipelihara dengan Firman tentang iman dan doktrin yang benar. Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa Paulus sangat meneguhkan Timatius dalam melayani jemaat dan mengajarkan Firman Tuhan.  
1.      Timotius harus menjadi teladan bagi semua orang (ay.12)
Dalam ayat 12  mengatakan jangan seorangpun yang menganggap engkau mudah (κατα-φρονειτω imper. Καταφρονεω yang artinya  menghina), pada waktu itu Timotius masih relatip mudah, waktu menerima surat ini. Ada beberapa petunjuk untuk hal itu, ketika ia dibawah kepada pertobatan oleh Paulus pada perjalannya yang pertama (1Tim 1:2) pada tahun 44, Timotius berusia paling tinggi 15 tahun (2Tim 1:5;3:15 yang menyinggung masa kecil Timotius). Paulus ingin mentabahkan  hati Timotius dengan mengatakan, bahwa orang tidak akan menganggap remeh dia, bila ia menjadi teladan bagi orang-orang percaya. Kewibawaan seseoarang pemimpin rohani tidak terutama terletak di dalam hal-hal lahiriah seperti usia, kekayaan, kepintaran, penggunaan kekerasan, melainkan didalam teladan hidup. Bila mana orang percaya melihat didalam diri pemimpin percerminan Yesus Kristus maka dengan sendirinya mereka akan menghormatinya, Dalam perkataanmu dan dalam tingkah lakumu artinya perbuatan seseorang pemimpin rohani harus sama dengan perkataannya. Oleh sebab itu keteladanan harus diwujudkan dalam dua hal itu: keteladanan dalam tingkah laku harus Nampak dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. [9]Kasih dalam bahasa Yunani αγαπε yang artinya kemurahan hati yang tak dapat ditaklukkan.

2.      Timotius harus bertekun dalam membaca kitab suci (ay. 13)
 Dalam ayat.13 bertekun membaca kitab-kitab suci, Timotius harus mengutamakan membaca dalam bahasa aslinya tidak disebut kitab-kitab suci. Mengapa Paulus memerintahkan Timotius supaya ia mengutamakan menurut  bahasa asli kata “mengutamakan” lebih tepat dari pada kata bertekun, karena hanya dengan cara demikian Timotius dapat membina jemaat dan melawan ajaran-ajaran sesat. [10]Menurut Donald C. Stamps mengatakan: jadilah teladan, salah satu syarat yang paling penting untuk seorang pemimpin gereja.

Kata Yunani yang diterjemahkan “teladan” adalah τυπος yang berarti “model, ideal, gambar, atau pola”. Seorang gembala dan pelayanan  harus menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, dan ketekunan dalam kesalehan.
          3.Timotius harus menjalankan karunianya (ay.14)
Dalam ayat 14 karunia yang dimaksudkan dengan karunia disini bukanlah satu karunia Roh dari (1 Kor 12:7-10, Rom 12:6-8), melainkan karunia dalam hati yang luas yaitu kuasa Roh yang diperlakukan untuk  melakukan tugas pelayanan. Dengan mengingatkan Timotius yang ia terima, Timotius dikuatkan kembali oleh imannya.
Kemudian Paulus menguatkan Timotius dengan mengingatkan akan nubuat yang diucapkan kepadanya pada saat  pengumpangan tangan oleh sidang penatua. Maksud pengumpangan tangan itu ialah pemberian kuasa  dan karunia Roh untuk melaksanakan tugas itu.

4.      Timotius harus menunjukkan kemajuannya (ay. 15-16)
Dalam ayat 15. Setelah Timotius mengenang kembali nubuat dan karunia roh yang telah ia terima bagi pelaksaan tugasnya (perhatikanlah semua itu), ia diperintahkan untuk mengembangkan pemberian ilahi itu (hiduplah di dalamnya). Timotius boleh yakin bahwa di dalam perjuangannya Roh kudus sendiri yang bekerja. [11]Dalam ayat 16. Timotius harus bertekun(bertekun dalam bahasa Yunani ταυτα ) dalam ajaranya supaya dirinya dan semua orang mendengarkannya, bertekun dalam semuanya itu
supaya Timotius tidak boleh lengah sedikitpun dalam hal ini karena akibat-akibatnya berat. Paulus mengatakan bahwa awasilah dirimu (έπ-εχε. Imper . έπεχω dat.berpegang pada, mengawasi) Ini diungkapkan dengan kalimat karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Dengan ajaran yang sehat dan tingkah yang laku yang baik Timotius dapat menjadi saksi Kristus dan membawa orang lain kepadanya. Timotius bila ia mengajar dan berlaku dengan baik ia akan menerima pahala dari Tuhan (engkau akan menyelamatkan dirimu). Tetapi bila ia menyesatkan orang lain, hukuman berat akan menimpannya.  Kewaspadaan terhadap keselamatan diri sendiri senantiasa diperlukan, karena amat tragislah keadaannya bila seoarang pemimpin setelah membawa banyak orang  kepada Kristus, ia sendiri ditolak oleh Tuhan pada akhir zaman. [12]Menurut  Everett  F. Harrison mengatakan seorang Gembala harus diingatkan bahwa dirinya sendiri memerlukan doktrin yang benar. Paulus mengingatkan Timotius untuk melaksanakan tugasnya dalam pelayanan ia memerlukan pengajaran yang benar.  



BAB III
KESIMPULAN
Dalam 1 Timotius 4:1-16, Paulus memberikan tugas kepada Timotius untuk memberitakan dan mengajarkan ajaran yang sehat itu kepada jemaat, dan sekaligus menasehati  Timotius supaya Timotius tetap bertekun dalam membaca kitab suci karena dengan itu ia bisa melawan ajaran sesat dan juga menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian, bahkan mengawasi dirinya dalam ajarannya karena  bila seorang pemimpin setelah membawa banyak orang kepada kristus, ia sendiri pada akhir zaman di tolak oleh Kristus.








                                                    

Daftar Pustaka

Stott John,
            1996. The Massage of 1 Timothy & Titus

Stamps Donald C.
        1984. The Bible Full Study : Gandum Mas.
Guthrie Donald,
    1974. Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jakarta: yayasan komunikasi bina kasih.
Harrison Everett  F.
   1962. The Wycliffe Bible Commentary: Gandum Mas
W. Wiersbe Warren,
   200. Setia di Dalam Kristus
Willian Barclay.
   2006. Surat 1&2 Timotius, Titus, Filemon



[1] Donald C. Stamps The Bible Full Stady (Jakarta: Gandum Mas, 1984)
[2] Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab masa kini,(Jakarta: yayasan komunikasi bina kasih)hal. 1694
[3] John Stott, The Massage of 1 Timothy & Titus, (England: Inter-Varsity Press,1996) hal.110-111
[4] Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab masa kini,(Jakarta: yayasan komunikasi bina kasih)hal. 1694
[5] Dr. R. Budiman, Surat-Surat Pastoral 1&2 Timotius dan Titus (Jakarta: Gunung Mulia,2008), hal. 35-40
[6] Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab masa kini,(Jakarta: yayasan komunikasi bina kasih)hal. 1694
[7] Barclay William, Surat-Surat 1&2 Timotius, Titus, Filemon (Jakarta: Gunung Mulia,2011), hal. 153
[8]Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary (Gandum Mas, 1962), hal.
[9] Barclay William, Surat-Surat 1&2 Timotius, Titus, Filemon (Jakarta: Gunung Mulia,2011), hal. 155
[10] Donald C. Stamps The Bible Full Stady (Jakarta: Gandum Mas, 1984)
[11] Warren W.W Wiersbe, Setia di dalam Kristus (Bandung, Yayasan Kalam Hidup 200), hal. 71
[12] Everett F Harrison, The Wycliffe Bible Commentary (Jakarta: Gandum mas, 1962). Hal 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar