Selasa, 21 Juni 2016

Karl Marx



  KARL MARX

    Karl Heinrich Marx dikenal dengan nama Karl Marx seringkali dianggap sebagai penulis berbahaya karena tulisannya seringkali berhubungan dengan perpolitikan. Karl Marx dijuluki sebagai “bapak komunisme” yang berasal dari kaum terpelajar dan politikus. Ide-ide Karl Marx berpengaruh besar setelah kematiannya. Sosoknya sulit untuk dimengerti sehingga ada banyak orang yang terkadang salah mengartikan berbagai tulisan yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena karya tulisnya seringkali menggunakan kosakata yang berasal dari tradisi filsafat, istilah-istilah yang sulit untuk dimengerti, dan Karl Marx tidak menyempurnakan teori-teorinya.
            Banyak hal yang mendasari tulisan Karl Marx beberapa diantaranya dari pengalaman pribadi, pengaruh dari pemikiran orang lain, cara hidup orang lain, pendidikan, situasi dan kondisi masyarakat serta perpolitikan pada masanya sehingga menghasilkan  kesimpulan yang ilmiah. Oleh sebab itu, perlu bagi kita untuk mengenal lebih dekat mengenai tokoh ini.

1)      Riwayat Hidup Karl Marx dan Karya Tulisnya
·            Karl Marx lahir 5 Mei 1818 di kota Treves (Trieste, Trier propinsi Rhein di Prusia,). Ayahnya bernama Hirschel Marx kemudian berganti nama menjadi Heinrich Marx (berpendidikan sekular, seorang Yahudi, mencapai kehidupan borjuis dan sebagai pengacara yang berhasil) dan ibunya Henrietta berasal dari keluarga Yahudi. Sebagai pengacara Yahudi, Heinrich Marx tidak lagi mendapatkan keuntungan akibat permainan politik yang pada akhirnya membawa keluarganya untuk masuk agama Protestan di gereja Luteran dan bekerja sebagai pengacara liberal.
·            1835-1841: melanjutkan pendidikan dengan belajar hukum di Gymnestium Trier Universitas Bonn selama setahun dan pindah ke Friedrich-Wilhelms Universitas di Berlin untuk belajar filsafat dan sosial. Selama belajar Karl Marx mengenal pemikiran Hegel. Ketika  menjadi mahasiswa pernah menjadi pengikut Hegel Sayap Kiri (Hegelian muda).   Setelah mendapat gelar doktor (usia 23 tahun) di Universitas Jenna dengan disertasi The Difference between Democritean and Epicurean Philosophy of Nature (perbedaan antara filsafat alam dengan Democritos dan Epicurus) , Marx ingin memasuki karier di akademisi tetapi gagal karena pemikiran liberalnya, Bruno Bauer guru serta pendukung Marx dipecat karena pendapatnya dianggap antiagama, dan karena menulis buku dengan judul Kritik der Evangelischen Gesichte der Synoptiker (kritik terhadap Injil Sinotik).
·            1841-1843: Akhirnya, Karl Marx menjadi penulis di surat kabar borjuis liberal bernama Rheinishe Zeitung di Koln (Colagne) dan  menjadi pemimpin. Tulisan Marx berprinsip demokrasi, humanisme dan idealisme muda. Karl Marx juga terlibat dengan gerakan-gerakan petani dan orang miskin.
·            1843: menikah dengan Jenny von Westphalen (berasal dari keluarga berpendidikan yang menyukai filsafat, Putri Baron von Westphalen dan juga adik Ferdinand von Westphalen yang menjabat sebagai mentri dalam negeri Jerman) dan memiliki tiga orang anak perempuan dan satu orang anak laki-laki (meninggal pada usia 10 tahun). Lalu Karl Marx menerbitkan La Question juive (permasalahan Yahudi) dan Critique de la philosophie du droit de Hegel (Kritik terhadap Filsafat Hukum Hegel). Pada tahun ini juga surat kabar yang dipimpinnya mendapatkan tekanan dan akhirnya ia dan Arnold Ruge pindah ke Paris.
·            1844-1845: Marx berimigrasi ke Paris. Pada waktu itu, Paris merupakan pusat liberalisme, radikalisme sosial dan intelektual yang penting di Eropa. Karl Marx kembali menerbitkan Deutsche-Franzosische Jahrbucher (Buku Tahunan Jerman-Prancis). Selain itu Ia sering berkunjung ke perkumpulan kaum sosialis bertemu dengan St. Simon, Proudhon, Blanqui dan bersahabat dengan Friedrich Engels (seorang sosialis asal Jerman, seorang komunis, anak pengusaha pemintal kapas di Inggris). Selama di Paris ia mengenal tulisan Adam Smith dan David Richardo yang mempertajam analisa ekonomi dan filsafat Marx sehingga menghasilkan tulisan The Economic and Philosophical Manuscripts (ditulis 1844 dipublikasikan tahun 1930).  Marx dan Engles menerbitkan buku La Sainte Famille atau The Holy Family (keluarga suci) (1845).
·            1845-1848: Marx di usir dari Paris, kembali ke Brussels dan berpartisipasi dengan Liga Komunis. Bersama dengan Engels (1846) menulis L’Ideologie allemande (Ideologi Jerman) yang mengeritik “pemuda penganut aliran Hegel”,  kemudian (1847) Travail salarie et capital (Kerja Upahan dan Modal), Manifeste du parti communiste atau Manifesto Partai Komunis yang dihasilkan pada saat bergabung dengan Liga Komunis (1848).
·            1848-1863: Bermukim di Koln tahun 1848 dan tahun 1849 di usir dari tempat ini. Akhirnya bermukim di London dengan kondisi ekonomi yang memperihatinkan. Penghasilannya hanya berasal dari artikel-artikel yang ditulisnya di surat kabar dan topangan dana dari Engels, ditambah lagi dengan kondisi kesehatan Karl Marx menurun. 1850 Karl Marx menulis The Class Struggle in France berisi mengenai analisis-analisis mengenai perubahan sejarah yang ditentukan oleh ekonomi; 1852 Karl Marx mempublikasikan 18 Brumaire de Louis Bonaparte. Ia lalu menghabiskan waktunya di perpustakaan British Museum untuk belajar ekonomi politik dan banyak menghasilkan tulisan di artikel dan brosur. Tahun 1859 menulis Avant-propos de la Critique de I’economie politique (Pengantar Kritik Ekonomi dan Politik).
·            1964: turut serta dalam pembentukan organisasi La Premiere Internationale des travailleurs (Pekerja Internasional Pertama) dan menyusun anggarannya.
·            1867: mempublikasikan buku I Capital.
·            1869-1882: kesehatan Karl Marx semakin menurun, ditambah dengan peristiwa gagalnya sejumlah gerakan revolusioner. Terjadi pertentangan internal dengan Bakounine dalam L’Internationale. Karl Marx menyusun tulisan La Guerre civile en France atau Perang Sipil di Perancis (1871) dan (1875) Critique du programme de Gotha (Kritik terhadap Program Gotha). Melakukan perjalanan ke Swiss lalu Prancis.
o    1881: Jenny von Westphalen istri Karl Marx meninggal dunia.
o    1882: anak perempuannya meninggal.
·          14 Maret 1883: Karl Marx meninggal.
·            1885: Engels menerbitkan buku II Capital.
·            1894: Engels menerbitkan buku III Capital.

2)      Pemikiran-Pemikiran Karl Marx
            Pemikiran Karl Marx dibedakan dalam dua periode hidupnya, pada periode Marx Muda (1841-1846), Karl Marx  masih seorang filsafat dengan pemikiran yang liberal dalam merumuskan tentang konsepsi manusia, pembebasan dan alienasi. Pada periode Marx Tua (1847-1883), Karl Marx sudah berubah menjadi seorang kritikus masyarakat karena pada periode ini memaparkan tentang konsepsi perjuangan kelas, revolusi dan teori-teori ekonomi yang mencapai puncaknya melalui karya Das Kapital.
            Melalui dua periode pemikiran ini terdapat benang merah yakni manusia sebagai unsur yang sentral. Oleh karena itu, kritik Marx terhadap ekonomi berasal dari pemikiran filsafatnya. Misalnya, jika pembahasan mengenai produksi barang maka yang menjadi perhatiannya adalah hubungan manusia yang mendasari dan menjalin proses produksi tersebut.
1)      Manusia[1]
§  On The Jewish Question
§  Die Deutsche Ideologie
§  The Communist Manifesto
§  Capital
Kodrat manusia bersifat sosial dipengaruhi oleh tindakan, sikap dan kepercayaan individu yang tergantung pada hubungan sekitar. Hanya saja manusia memiliki sifat kompetitif, agresi dan keegoisan yang intrinsik disebabkan adanya kapitalisme. Manusia sebenarnya dapat kembali kepada dirinya sendiri sebagai makhluk sosial yang sesungguhnya manusiawi jika menjadi masyarakat yang komunis.
Karl Marx beranggapan bahwa eksistensi manusia sejati yang dimaksud ialah kemampuan produktif manusia diperkembangkan secara seimbang dan memuaskan. Manusia dapat menjadi produsen sejati karena dapat menentukan sendiri sesuatu yang akan dikerjakan sebagai pengungkapan jati dirinya. Masalahnya adalah bahwa seringkali sesuatu yang dikerjakan menjadi paksaan untuk kepentingan tertentu.
Marx secara spesifik membandingkan uang dengan ketuhanan yang kuat berlaku dalam kehidupan, maha kuasa, memungkinkan merubah musuh menjadi teman dan membalik pendapat orang tentang masalah penting dalam hidup. Bagi Marx, simbol dari kehancuran total di kehidupan manusia adalah uang. Karena uang menjamin kehidupan, kebebasan, dan kekuatan didunia, lebih cendrung menyamakan pengakuan diri  dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Uang adalah dasar kemahakuasaan dan sumber keberadaan manusia, menghantar manusia menjadi segalanya didalam uang. Uang adalah tuhan dari kehidupan sosial modern. Sumber alienasi merupakan sistem masyarakat industri modern.
2)      Masyarakat[2]
§  Economic and Philosophical Manuscripts
§  Avant-propos de la Critique de I’economie
§  Capital
§  The Communist Manifesto          
     Menurut Marx, sejarah adalah sebuah kemajuan dari masyarakat primitif - perbudakan – feodalisme – kapitalisme – komunisme. Perubahan ini terjadi karena berhubungan dengan proses kehidupan manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Marx juga berpendapat yang mengubah masyarakat dari waktu-kewaktu adalah materi.[3]
            Sebab-akibat dalam masyarakat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan produksi dengan ‘apa yang dihasilkan dan bagaimana menghasilkannya’. Karl Marx menyatakan bahwa dasar atau fundamen masyarakat terletak dalam kehidupan materiilnya (mencukupkan keperluan sandang, pangan, papan,dan lain-lain).[4] Sebenarnya manusia bekerja dengan menghasilkan produksi untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat. Tentu saja dengan cara produksi yang berbeda. Karl Marx menggunakan contoh sistem kerja cara pembuatan sepatu, pembuatan Jas dari kain yang berbeda. Dari contoh ini diperhatikan kualitas dan kuantitas hasil produksi, keterampilan pekerja, jumlah tenaga kerja, fungsi atau manfaat yang dihasilkan produk. Hal ini akan menentukan nilai atau harga barang yang dimaksud.
3)      Ekonomi[5]
§  Economic and Philosophical Manuscripts
§  Avant-propos de la Critique de I’economie
§  Capital
§  The Communist Manifesto          
Analisis Karl Marx menyatakan bahwa ekonomi berparan dalam mengatur banyak hal termasuk perilaku  manusia. Ekonomi merupakan determinan fundamental yang memunculkan superstruktur legal dan politis serta bentuk kesadaran sosial yang pasti.
Secara ekonomi sistem stimulus yang bekerja dalam keadaan dinamis masyarakat dirinci dalam empat unsur: produksi – distribusi – perdagangan – konsumsi. Perubahan sistem kerja produksi akan berpengaruh terhadap nasib pemilik modal dan pekerjanya. Perubahan tersebut terjadi pada nilai harga hasil produksi yang dikerjakan oleh manusia dan mesin akan berbeda. Keuntungan secara ekonomi akan diperoleh pemilik modal dibanding pekerja yang dibayar murah. Perbedaan ekonomi semakin terlihat dalam kehidupan.
Terjadinya perubahan feodal ke kapitalisme diawali dari produksi yang melebihi konsumsi yang lama-kelamaan menyebabkan individu berproduksi untuk tujuan pertukaran dan menjual sehingga muncullah saudagar.  Karl Marx sangat menentang adanya kapitalisme dan terjadinya pemisahan yang menimbulkan ketimpangan sosial sehingga menciptakan jarak antara kaum borjuis dan proletar. Kaum borjuis sangat menderita karena upah kerja yang tidak sesuai, jam kerja yang tidak masuk akal, eksploitasi anak-anak, kemelaratan, kecanduan alkohol, degradasi moral.  Jadi, Karl Marx berpendapat bahwa kaum proletar dan intelektual harus mengorganisasikan diri menjadi “partai” dan menyerang sistem kapitalis, lalu menggantinya dengan komunis.
            Menurutnya komunis lebih baik karena alat, bahan, modal dimiliki bersama dan diperuntukkan bersama atas pengawasan pemerintah.[6] Visi Karl Marx mengenai masyarakat komunis yakni kemakmuran material yang tersedia dengan baik untuk hidup yang memadai.[7]
4)      Kelas-Kelas Sosial[8]
§  Rapport sur la situasion da la classe laborieuse en Angleterre atau Economic and Philosophical Manuscripts (1844)
§  Les Luttes de classes en France (perjuangan kelas-kelas sosial di Perancis)
§  The German Ideologi
§  The Communist Manifesto
     Karl Marx hidup dalam perkembangan kapitalisme yang kacau dalam masyarakat feodal (kaum petani, aristokrat/bangsawan, pendeta) lalu muncul kelas baru: kelas borjuis dan proletar atau rakyat jelata (seperti yang sudah disebutkan dalam paragraf sebelumnya).
       Kelas Borjuis merupakan pemilik modal, mempekerjakan orang lain untuk menghasilkan produk, memberikan upah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan hasil kerja, mengambil keuntungan besar dan menjadikan keuntungan tersebut untuk membuat mesin dan meraih keuntungan yang lebih besar lagi.
            Kaum Proletar merupakan kaum yang tidak berdaya karena mau tidak mau harus bekerja untuk mencukupi keperluan hidupnya dan menghasilkan produk untuk kepentingan orang lain, nasibnya terancam dan bersaing dengan tenaga mesin, serta memiliki keterampilan kerja yang terbatas. Buruh (kaum proletar) mengalami keterasingan dalam dirinya: (1) keterasingan dari dirinya sendiri, (2) keterasingan dari sesama.
            Menurut Karl Marx, masyarakat sejahtera dapat terwujud tanpa adanya kelas, cara hidup ideal, kepemilikan bersama, tanpa memiliki nafsu bersaing dengan sesama, sama seperti kondisi gereja Kristen abad pertengahan di Yerusalem.[9] Syaratnya: memiliki kekuatan rasionalisasi dalam setiap kegiatannya (menjadi masyarakat ilmiah), terjadinya pembagian keuntungan secara rational antara borjuis dan proletar.[10]
5)      Ideologi
§ The Communist Manifesto
§ Capital
Terjadinya perubahan-perubahan penting dalam perkembangan produksi yang cendrung dicegah oleh relasi yang sedang eksis, relasi pendukung, institusi yang menghasilkan ide-ide umum disebut Karl Marx sebagai ideologi.[11] Marx menggunakan ideologi untuk menunjukkan bentuk-bentuk ide yang berhubungan dengan (1) ide yang secara alamiah muncul setiap saat dalam kapitalisme, (2) aturan-aturan yang disembunyikan terhadap permasalahan tertentu dengan kepentingannya.[12]
            Karl Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dalam bingkai superstruktur masyarakat.[13] Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu.[14] Pada akhirnya berdampak pada kaum borjuis yang semakin menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan di hadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde atau tatanan lama. Melalui dana yang dimiliki tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi kaum borjuis untuk mempengaruhi berbagai bidang termasuk agama. Ideologinya berhubungan dengan budaya, ekonomi, politik, agama.
6)   Agama[15]
Bagi Marx agama hanya sekedar realisasi hakikat manusia dalam imajinasi belaka, agama hanyalah pelarian manusia dari penderitaan yang dialaminya, sebagi produk keterasingan. Agama adalah sesuatu yang ideal yang diciptakan manusia. Agama di anggap surga masyarakat dimana masyarakat dapat menemukan kebahagiaan. Menurut Marx orang yang tak mampu untuk menemukan diri sendiri dan kebahagiaan didunia cendrung untuk menciptakan dunia lain bagi diri mereka dimana jalan hidup mereka yang sesungguhnya ditemukan. Oleh karena itu agama merupakan kesadaran diri manusia selama sekian lama karena manusia belum menemukan siapa diri mereka. Agama merupakan alat ukur dari penderitaan manusia di dunia dan Marx mengistilahkan bahwa “agama adalah candu bagi masyarakat”.
Kontribusi Marx terhadap agama adalah bahwa agama menjadi pelaku perubahan untuk menciptakan manusia menemukan jati dirinya. Karl Marx, melihat agama hanya dalam ideologi ekonomi dan politik. Agama yang ditemui pada masanya hampir sepenuhnya dikenal sebagai tatanan sosial politik dan melayani sebagai penjamin suci dari ancient regime. Persoalannya Marx tidak  membuat analisa yang lebih teliti tentang sejarah agama.
7)      Peran Negara[16]
§  La Question Juive
§  The German Ideologi
§  The Communist Manifesto
     Analisa Marx memperlihatkan adanya pembedaan antara negara dan masyarakat sipil. Pembedaan ini bertalian dengan manusia sebagai individu dengan keperluan biologis dan kepentingan egoisnya, dan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki suatu “rumpun hidup” yang sama. Negara mewakili “rumpun hidup” manusia dalam  bentuk obyektifnya yang menggambarkan sisi komunal kodrat manusia. Negara juga sebagai kompensasi dari ketegangan dalam masyarakat yang muncul karena pembagian kerja. Negara merupakan komunitas manusia yang sesungguhnya mengatasi konflik yang riil antara kelas-kelas masyarakat yang bertentangan. Fungsi Negara tidak lebih daripada penjagaan kepentingan-kepentingan kelas ekonomis yang berkuasa dengan jalan kekerasan.[17]
            Hal ini terbukti dari perstiwa tahun 1848, Negara telah melakukan tindakan represif yang keras dalam menghadapi rakyat yang memberontak. Lalu Karl Marx mengartikan bahwa Negara adalah instrumen atau alat ditangan kelas yang dominan (kaum borjuis) dan ditujukan untuk mendominasi kelas proletar. Negara mengarahkan polisi dan tentara untuk mengendalikan rakyat. Keadilan dan hukum hanya dimiliki oleh kekuasaan dan kepemilikan yang semuanya tidak berpihak pada rakyat jelata.
           

Sumber Bacaan:
v  Beilharz, Peter. Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002
v  Campbell, Tom. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta: Kanisius. 1999
v  Giddens, Anthony.Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Universitas Indonesia. 1986
v  Gideons, Anthony. Sosiologi, Sejarah dan Berbagai Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2008
v  Jhonson, Paul Doyle. Teori Sosiologi 1. Jakarta: Gramedia. 1990
v  Kusumandaru, Budha, Ken. Karl Marx, Revolusi. Yogyakarta: Resist book. 2004
v  Ritzer, George, Goodman, Douglas. Teori Sosiologi. Bantul: Kreasi Wacana. 2010
v  Salim, Agus. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
v  Turner, H. Jonathan. The Structure of Sociological Theory. Edt. Belmont, CA: Wadsworth Pub. Company. 1998
















 



















[1]Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial, Yogyakarta: Kanisius, 1999, 143-146.
[2]op.cit, 146-154.
[3]Salim, Agus. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002, 29.
[4]Giddens, Anthony. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Universitas Indonesia, 1986, 23.
[5] Berdasarkan seluruh sumber bacaan yang diperoleh.
[6] Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial, Yogyakarta: Kanisius, 1999, 143-146.
[7]ibid.
[8] Giddens, Anthony. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Universitas Indonesia, 1986, 26-30.
[9] Salim, Agus. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002, 33.
[10]ibid. 
[11]Ritzer, George, Goodman, Dauglas, Teori Sosiologi. Bantul: Kreasi Wacana, 2010, 70-74.
[12]ibid.
[13] Giddens, Anthony. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Universitas Indonesia, 1986, 31-32.
[14]ibid.
[15] Salim, Agus. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002,
[16] Giddens, Anthony. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Universitas Indonesia, 1986,
[17] Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial, Yogyakarta: Kanisius, 1999, 147-148

Tidak ada komentar:

Posting Komentar